Tarakan — Program makan bergizi gratis secara nasional telah dilaksanakan di 26 Provinsi di Indonesia. Pada tahap awal ini, program unggulan Presiden Prabowo Subianto ini menjangkau sekitar 3 juta penerima manfaat. Pemerintah sendiri menargetkanakan menambah penerima makan gratis secara bertahap hingga mencapai 17 juta penerima pada akhir 2025.
Dengan makan siang gratis, Presiden Prabowo Subianto berharap bisa meningkatkan IQ dan minat belajar anak-anak Indonesia. Tak hanya itu, Presiden juga menjadikan program ini sebagai upaya pemerintahnya menangani masalah stunting di Indonesia.
Di Kalimantan Utara, program ini telah dilaksanakan di Kabupaten Nunukan. Anggota Komisi I DPRD Kaltara Herman, mengingatkan kepada pihak yang secara teknis melaksanakan program Makan bergizi gratis (MBG), untuk memperhatikan pemenuhan standar gizi dalam pelaksanaannya. Ia menambahkan, bahwa makanan yang disajikan harus juga memenuhi standar persyaratan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan anak. Di sisi lain, dia menekankan pentingnya kualitas rasa dari makanan tersebut agar disukai oleh para murid.
“Kami mendorong makan bergizi gratis bisa dilaksanakan secara menyeluruh di Kaltara,” ungkapnya.
Kepala SMP Negeri 4 Nunukan Selatan, Djadmoko Budi Santoso, mengapresiasi program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini dianggap langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan gizi siswa.
Menurutnya, program MBG juga dapat meringankan beban orang tua dalam memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. Ia menilai kondisi ekonomi siswa berbeda-beda sehingga program ini sangat membantu.
“Kalau anak-anak sekolah ini kan pasti ada membawa uang jajan tetapi tidak seberapa untuk membeli makanan yang istilahnya makanan berat. Jadi, dengan adanya program ini sangat membantulah”, tambahnya.
Di Kota Tarakan Program Makan Bergizi Gratis diestimasikan akan mulai dilakukan akhir Januari 2025. Hal ini dikarenakan sudah ada rapat kordinasi yang dihadiri dari berbagai instansi di Tarakan.
Kepala Disdik Tarakan, Tamrin Toha mengungkapkan, pelaksanaan program MBG di Tarakan akan dilakukan secara bertahap dan diikuti puluhan ribu siswa dan siswi mulai PAUD sampai SLTA.
“Jadi bertahap di SD ada 60.000 siswa, SMP 52.900 siswa, SMA/SMK ada 7.000-an sudah termasuk sekolah swasta,” papar Tamrin Toha.
Adapun program MBG nanti dipusatkan di kawasan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPBG) Yonif 613. Nantinya ada 20 SPBG dibentuk untuk Tarakan. Dibentuk oleh Badan Gizi Nasional. Ia melanjutkan lagi, satu SPBG teknisnya nanti mencakup sekitar 3.000 siswa.
“Radiusnya kurang lebih 2 kilometer. Karena harus mempertimbangkan waktu untuk mensuplai paket makanan ke sekolah yang tidak boleh lewat 30 menit,” papar Tamrin Toha.
Tinggalkan Balasan